Thursday, March 10, 2016

Kenapa Cewek Lebih Memilih Pacaran Sama Cowok Nakal?


Dalam dunia perkencanan, nampaknya ada kutukan untuk cowok yang “lurus” dan “baik-baik”. Mereka yang fokus pada sekolah dan cita-cita, mereka yang gak ngerokok atau minum, mereka yang setia setengah mati kalau udah suka sama satu cewek. Cowok-cowok dengan hati malaikat dan masa depan cerah macam ini malah sulit dapat pacar.
Sementara, cowok-cowok yang terkesan begajulan dan nakal justru lebih mudah menaklukkan hati wanita. Kalau gitu semua cowok harus berubah jadi cowok nakal nih mulai sekarang? Eits, tunggu dulu. Coba dulu baca alasan versi cewek dibawah ini. Baru deh kamu putuskan mau pensiun jadi cowok baik-baik atau enggak.
1. Opposite Attract.
Hukum sederhana yang terjadi pada gaya tarik menarik magnet. Kutub positif gak akan mungkin bisa nempel sama kutub negatif. Begitu pula sebaliknya. Dimata cewek, cowok yang benar-benarrebelterkadang terlihat lebih menarik. Hal ini bisa terjadi karena selama ini cewek selalu hidup dalam dunia yang manis dan penuh keteraturan. Sekalinya ketemu cowok yang liar dan nakal, dia akan melihat dunia yang sama sekali berbeda. Perbedaan layaknya bumi-langit ini membuat cowok-cowok nakal terlihat lebih menarik.
2. Cowok Nakal Lebih Punya Tantangan.
Cowok nakal identik dengan perilakunya yang gak bisa ditebak. Hari ini dia manis, besok dia bisa melupakan pasangannya seharian. Beda dengan cowok konvensional yang perilakunya lebih mudah diprediksi. Cowok konvensional akan punya jadwal teratur kapan menghubungimu, perlakuannya padamu sehari-hari nggak akan banyak berubah. Terkadang, cewek melihat cowok konvensional yang “lurus-lurus” saja sebagai pribadi yang membosankan. Sebab dia merasa selalu dicari dan dibutuhkan. Cewek yang pacaran dengan cowok baik-baik gak harus berjuang untuk mendapatkan perhatian. Sementara dia harus jungkir balik untuk mendapatkan lirikan dari pacar bad boy-nya.
3. Cowok Nakal Terlihat Lebih “Cowok” dan “Macho”.
Struktur sosial masyarakat kita kerap mengidentikkan cowok nakal dengan sikap maskulin. Semakin banyakkenakalan yang dilakukan, maka makin kuatlah kemaskulinan dalam dirinya. Cowok yang dengan mudah mengeluarkan guyonan kasar, cowok yang lebih mudah tersulut emosi, cowok yang enggan terlihat lemah didepan cewek. Tanpa disadari jadi standar cewek dalam melihat apakah pasangannya cukup maskulin atau tidak. Sementara cowok-cowok lembut dan baik sekilas mata akan tampak lebih lemah. Kemampuan mereka mengelola emosi dan keterbukaan menungkapkan perasaan di hadapan wanita justru jadi bumerang.
4. Perempuan akan lebih bangga saat bisa “menjinakkan” cowok nakal.
Kalau kamu cewek, cobalah jujur pada dirimu sendiri. Apakah memang keegoisan yang membuatmu menutup mata terhadap pria baik dan manis disekelilingmu? Kamu memilih mengencani cowok nakal di dorong oleh rasa ingin menaklukkan. Saat seseorang berubah karena dirimu, karena itu kamu pikir dia benar-benar memcintaimu.
Faktanya, Perempuan ingin mengencani pria nakal kemudian berusaha mengubahnya menjadi pria baik-baik.
Untuk para pria, gak perlu berubah jadi lebih nakal untuk mengikat hati wanita.
Sebab pada akhirnya, rumah yang dicari wanita bukanlah rumah yang bising dan penuh masalah. Di ujung pencarian, perempuan akan menyerah pada kepastian. Tetaplah jadi pria baik-baik yang mampu memberikan wanita ketenangan. Sementara itu, biarkan para perempuan menuntaskan keingintahuan mereka dulu. Mereka harus tahu, ada laki-laki sekualitasmu sedang sabar menunggu. Saat mereka asyik memperbaiki pria yang masa depannya tak tentu.
Sifat wanita memang tak menentu dan tidak bisa di tebak. Kita tidak tau persis apa yang di inginkan wanita itu. Bagi laki-laki alangkah baiknya menjadi diri sendiri. Sebab sifat dari dalam diri lebih baik daripada kita meniru sifat orang

Tuesday, March 1, 2016

Bisnis Barang Gaib

AMRUL adalah satu di antara banyak kawanku yang rasional. Dia seorang insinyur teknik fisika dari Insitut Teknologi Bandung.

Setelah sekian lama mengurusi soal-soal minyak dan gas di perusahaan swasta asing di Jakarta, kini intelektual dari Jember, Jawa Timur, itu mengabdi kepada negara dengan ikut mengurusi hal-hal kelistrikan.

Cukuplah seringkas itu saja perkenalanmu dengan Amrul. Lebih dari itu, aku ceritakan tentang suatu malam dia bertanya satu hal di luar dunia sehari-harinya.

"Gus, apakah memberi sesaji bunga kepada keris dan membakar kemenyan itu perbuatan syirik?"

Masih untung Amrul bertanya tentang mistisme. Takkan berani aku menulis ini jika dia menyoal minyak dan gas, atau listrik. Namun, aku mencoba untuk menjawabnya secara rasional. Sesuai nalar yang bisa diterima Insinyur Amrul.

"Mas, Sampeyan punya telepon genggam?"

"Punya, Gus. Tapi, apa hubungannya dengan keris?"

"Coba berilah makan telepon genggam Sampeyan itu dengan bunga dan kemenyan."

"Wah, tidak bisa, Gus. Yang dibutuhkan telepon genggam ini pulsa dan sinyal."

"Nah, saya juga tidak tahu cara memasukkan kartu pulsa isi ulang dan tidak bisa pula mengaktifkan Wifi untuk keris."

Masing-masing memiliki makanan dan cara makannya sendiri. Dan, yang paling penting adalah hal tersebut tidak syirik. Bukan perbuatan menyekutukan Tuhan.

Dengan diberi makanan berupa esensi bunga dan kemenyan, keris menjadi berdaya dan bisa bekerja. Mulai dari menangkap frekuensi tertentu, menyatu dalam gelombang, hingga mengirim dan menerima pesan.

Sebagaimana keris dan pusaka-pusaka lainnya, telepon genggam juga berfungsi di ranah gaib yang tidak kasat mata.

"Gaib?"

"Ya. Frekuensi. Bukankah frekuensi itu gaib? Tidak tertangkap indera."

"Wah, iya juga ya, Gus."

"Bisnis frekuensi termasuk salah satu bisnis paling mahal. Tanpa kita sadari kita ternyata berbisnis barang gaib."

Mengenai syirik, atau perbuatan menyekutukan Tuhan, lain kali akan kita obrolkan lebih panjang. Yang jelas, memberi solar kepada mobil bermesin diesel bukanlah syirik. Pun memberi rumput kepada sapi.

Cukup sampai di sini dulu tulisan ini. Sampeyan jangan lupa makan. Berilah makan tidak hanya kepada badan jasmani. Manusia juga memiliki badan ruhani.

Sebagaimana badan kasar, badan halus pun akan melemah, loyo, lumpuh, dan bahkan tidak berkekuatan jika tak diberi makan.

"Tapi, Gus, bagaimana dengan mantra?"

"Mantra itu semacam password. Kata kunci. Sebagus apa pun, komputer menjadi tidak dapat diakses jika kita tidak bisa memasukkan password. Gagal login, gagal pula memanfaatkannya."

http://regional.kompas.com/read/2016/03/02/05472761/Bisnis.Barang.Gaib